Author: Eki Rezki

Oktober

Tak terasa tahun 2014 bergulir dengan begitu cepatnya. September telah berlalu dan sekarang langkah kaki memasuki Oktober.

Rangkaian agenda sudah mulai menunggu satu per satu untuk dituntaskan.

Bismillah…
Kan ku taklukkan kau, tantangan di oktober ini..

Posted from Xperia E-ki

Petasan dan Kembang Api

kamu ga kasihan dengan orang tuamu? Mereka bersusah payah berjam-jam mencari uang untukmu, namun engkau “bakar” uang tersebut hanya dalam hitungan detik

Petasan atau kembang api merupakan salah satu benda yang dicari di momen lebaran ini, tentu saja selain the most hunted yang bernama kulit ketupat. Indikatornya gampang, seberapa mudah engkau dapatkan benda itu, berarti semakin banyak benda itu berada di pasaraan.

Misal, jika aku mau, cukup melangkah sekitar 20 kaki saja ke arah kiri setelah keluar rumah maka akan ku dapatkan berbagai macam variasi petasan atau kembang api yang ku inginkan. Namun, itu hanya permisalan. Dunia itu sudah lama aku tinggalkan.

Seingatku, terakhir kali bermain petasan adalah saat akhir SD atau awal SMP, itu pun membelinya dengan sembunyi-sembunyi. Efek tergoda oleh bujukan teman-teman sepermainan, beberapa jenis petasan pun pernah aku rasakan, dari yang berbunyi maupun yang tidak. Seperti petasan banting, petasan korek, petasan jangwe, maupun petasan kentut.

Hingga akhirnya ada satu momen yang membuatku berpikir dua hingga ribuan kali jika ingin membeli petasan. Sebuah perkataan yang hingga kini aku mengingatnya.

“kamu ga kasihan dengan orang tuamu? Mereka bersusah payah berjam-jam mencari uang untukmu, namun engkau “bakar” uang tersebut hanya dalam hitungan detik. Yang manfaatnya pun tidak ada, hanya kesenangan sesaat belaka”

Perkataan itu terlontar dari orang tua saat aku ketahuan bermain petasan. Hingga saat ini, perkataan itu selalu terngiang dalam kehidupanku. Sejak saat itu, aku tidak pernah mau menggunakan uang jajanku,ataupun saat ini aku sudah mampu memiliki uang sendiri, untuk membeli petasan atau kembang api.

Menurutku, mereka yang menyalakan kembang api adalah orang kaya yang sudah memiliki banyak uang yang hingga akhirnya mereka membakar uang-uang tersebut.

Posted from Xperia E-ki

Langkah Pergi Sang Ramadhan 1435 H

Dan Ramadhan 1435 H ini pun pergi meninggalkan kita. Tak terasa ada air mata yang menetes, seolah ia tak mau tertahan dan kemudian melaju setetes demi setetes untuk mewakili perasaan ini.

Akhirnya, takbir itu bergema di sudut-sudut jalan yang sudah mulai sepi ditinggal mudik penghuni. Takbir yang beresonansi dari para penghuni masjid membuat suasana riuh menyambut ceria kedatangan Syawal. Tabuhan beduk menghiasi keramaian takbir keliling para anak dan remaja sekitar. Letupan-letupan bunyi petasan dan kembang api pun juga tak mau kalah menyemarakkan malam yang biasanya hening ini.

Continue reading “Langkah Pergi Sang Ramadhan 1435 H”

23 Juli 2007

Ku yakin dengan jalanku ini
Dan ku harap kau yakin dengan jalanmu itu
Jalan kita sudah jelas berbeda
Namun tetap dalam satu tujuan

Jalan ini engkaulah yang meminta
Dan jalan itu pun aku yang pinta
Dua buah permintaan
Untuk satu harapan

Sulit untuk kita jalan beriringan
Namun kita dapat saling menguatkan
Berat untuk kita bersama melangkah
Tapi kita sama-sama bersusah payah

Continue reading “23 Juli 2007”

Duhai Pagi

Duhai Pagi
Engkau lah pendekap hangat sebuncah semangat

Untuk sebuah harap dalam setiap ucap
Untuk seuntai kata dalam lantunan doa
Untuk sepercik mimpi dengan balutan motivasi.

Posted from Xperia E-ki

3 Bulan Tanpa Tulisan

3 Bulan tanpa tulisan…

Momen perjalanan Madrid menjuarai Liga Champions tidak terekam disini.

Momen Juventus menjuarai Seri-A pun tidak tertulis disini.

Momen kegagalan Arsenal di EPL dan Madrid di La Liga juga tidak teranalisa disini.

 

Lebih dari 3 bulan tanpa tulisan…

Tidak ada tulisan terketik untuk sebuah kenangan perjuangan kakak ipar yang akhirnya meninggalkan dunia ini setelah hampir sebulan berjibaku melawan penyakit yang menyerang pembuluh darah di bagian otaknya.

Tidak ada tulisan terketik untuk menuliskan bagaimana ekspresi dan perkataan dari keponakan yang ditinggalkan ayahnya tersebut. Yang ia tahu hanyalah kalimat “Ayah udah dikubur”… itu pun karena dia mengulangi kata-kata yang ia dengar… dan ku yakini ia masih belum mengerti maksud dari kalimat tersebut…

 

Hampir 3 bulan lebih tanpa tulisan…

Selama itu pula diri ini mengalami petualangan baru dengan meretas jalan Bekasi – Karawang.. menggantikan jalur kemapanan Bekasi-Jakarta.

Di sana seperti ada sebuah masa depan yang harus ditaklukan…

Dan sejarah untuk masa depan itu di mulai dari 3 bulan tanpa tulisan ini.

Esok Kan Bahagia

Hidup yang kujalani, masalah yang kuhadapi, semua yang terjadi, pasti ada hikmahnya…

Kesedihan hari ini
Bisa saja jadi bahagia esok hari
Walau kadang kenyataan
Tak selalu seperti apa yang diinginkan

Dan ku ikhlas kan s’galanya
Keyakinan ini membuatku bertahan

Hidup yang kujalani
Masalah yang kuhadapi
Semua yang terjadi
Pasti ada hikmahnya

Walau kadang kenyataan
Tak selalu seperti apa yang diinginkan

Kan kuserahkan semuanya
Keyakinan pada-Nya menjadikanku tenang

Hidup yang kujalani
Masalah yang kuhadapi
Semua yang terjadi
Pasti ada hikmahnya

Ku kan terus berjuang
Ku kan terus bermimpi
Tuk hidup yang lebih baik
Tuk hidup yang lebih indah

Harus yakin ( Harus yakin )
Pasti bisa ( Pasti bisa )

O… Oo.. Oo
O… Oo.. Oo

Hidup yang kujalani
Masalah yang kuhadapi
Semua yang terjadi
Pasti ada hikmahnya

Ku kan terus berjuang
Ku kan terus bermimpi
Tuk hidup yang lebih baik
Tuk hidup yang lebih indah

O… Oo.. Oo ( O.. Oo.. )
O… Oo.. Oo ( O.. Oo.. )

Ku kan terus berjuang
Ku kan terus bermimpi ( O… Oo.. Oo )

Tuk hidup yang lebih baik ( O… Oo.. Oo )
Tuk hidup yang lebih indah ( O… Oo.. Oo )
Tuk hidup yang lebih baik ( O… Oo.. Oo )
Tuk hidup yang lebih indah ( O… Oo.. Oo )

Kesedihan hari ini bisa saja jadi bahagia
Esok hari…

—–

*Lirik Lagu “Esok Kan Bahagia” by Ryan D’Masiv, Ariel Noah, Momo Geisha, Giring Nidji

Antara 2004, 2009, dan 2014

Ketika memilih menulis judul bilangan angka di atas, lantas  sekelebat memori bergulir dan mengajakku melamun sejenak. Lamunan yang kemudian menghasilkan sebuah romantisme masa lalu dan menggoreskan senyuman yang jelas tidak akan terulang untuk kedua kalinya.

Apa sih yang menarik dari angka-angka di atas? Aaah, untuk segelintir orang, kumpulan angka tersebut sudah bisa ditebak alias bukan rahasia umum. Hampir 3 periode, diriku mengikuti masa itu. Sebuah masa yang mengharu biru, sebuah masa yang mungkin akan menjadi bahan cerita untuk kehidupan di masa mendatang.

Periode pertama, 2004. Pengalaman pertamaku memasuki masa ini. Namanya pengalaman pertama, tentu antusiasme tinggi membuncah di perasaan kala itu. Dengan bermodalkan amunisi gantungan kunci serta stiker, perlahan namun pasti amunisi tersebut habis diminta oleh teman-teman sekolah. – Dan tentu saja ada closing di dalamnya 🙂 -. Ada juga pengalaman berkesan yaitu pemasangan atribut di atas tenda di malam sebelum pertunjukkan. Sebuah pengalaman menarik yang menjadi modal berharga untuk kehidupanku sampai saat ini. Euforia pengalaman pertama tersebut membuatku memiliki itikad bahwa di 2009 nanti, diri ini ingin berkontribusi di wilayah yang berbeda. Dan akhirnya itikad tersebut terkabul dengan merapatnya tubuh ini di bumi Keraton.

Continue reading “Antara 2004, 2009, dan 2014”