Tag: Kehidupan

2 Februari, 6 Tahun lalu

Dan kembali saya menyadari bahwa tanggung jawab itu hanyalah sebuah trial alias test case apakah diri ini layak atau tidak diberikan tanggung jawab yang lebih besar…

Dalam setiap jejak kehidupan setiap insan, pasti akan selalu ada momentum kehidupan yang didapatkannya. Baik suka maupun duka, baik keberhasilan maupun kegagalan, atau aktivitas apapun yang membuat ekspresi wajah silih berganti dari tersenyum, tertawa, maupun menangis. Dan diri ini pun mengalami salah satu momen kehidupan yang tepat terjadi di tanggal ini, 6 tahun lalu, di sebuah tempat terpencil di pinggir kota Sleman, Yogyakarta.

Kala itu, ibarat sebuah misi rahasia, saya diminta untuk datang ke suatu tempat yang saya sendiri belum tahu dimana itu. Dan di malam hari pula! Hanya bermodalkan ancer-ancer lokasi dan sebuah pesan “tidak perlu mencertitakan hal ini ke teman-teman kelompok kita” menjadi sebuah hal yang menarik nan misterius, ada apa gerangan ini? Apakah ada hubungannya dengan beberapa kegiatan yang serupa sebelumnya dimana “pesan” tersebut juga diberikan? dan yang jelas, berbagai macam lintasan pikiran tersirat terhadap misi ini sejak pagi hari.

Continue reading “2 Februari, 6 Tahun lalu”

Ruang Hati yang Tersisa

Pahit manisnya sebuah kenangan tetap meninggalkan sebuah ruang tersisa di hati yang bisa dikenang kembali di waktu yg tepat

Sebuah tweet terketik di pagi hari, sesaat setelah tubuh ini menemukan peraduannya di ruangan kantor. Entah apa yang ada di dalam pikiran hingga akhirnya huruf per huruf saling merangkai dan kemudian tersusun menjadi untaian kalimat tersebut.

Dan saya juga tak tahu bagaimana persepsi orang ketika membaca tweet tersebut. Apakah mereka menganggap suatu hal yang biasa saja, suatu hal yang menganggap sang penulis tweet sedang menjadi galau’ers, atau hal lainnya.

Namun, jika berpikir lebih mendalam lagi, memang hal tersebut adalah hal yang wajar. Dimana ada sebuah bagian dalam episode kehidupan kita yang terekam dalam sebuah ruang dalam hati. Dan bentuk episode kehidupannya, bergantung dengan persepsi yang membacanya.

Apabila seorang pejuang, dirinya akan melihat pahit getirnya perjuangan yang ia lakukan sebagai episode kehidupannya yang terkenang. Apabila ia seorang prestatif, ia akan menjadikan prestasi-prestasi yang ia raih sebagai sejarahnya yang tak teelupakan. Dan mungkin yang lainnya juga akan memiliki sudut pandang berbeda untuk hal ini.

Ketika berbicara terkait ruang hati yang tersisa, terkadang mengingat suatu pertanyaan umum yang mungkin sering terdengar di khalayak umum,

Dengan pengalaman hidup yang anda miliki, adakah fase-fase kehidupan anda yang ingin sekali anda hapuskan?

Dan tidak sedikit pula orang yang akan menjawab,

Saya ingin menghapuskan fase-fase kelam dalam kehidupan saya karena saya tidak ingin mengingat kembali kejadian-kejadian tersebut

Namun, jika pertanyaan itu diajukan ke saya, maka jawaban saya adalah

Saya tidak ingin melupakan apapun dalam hidup saya. Saya seperti saat ini merupakan hasil dari variasi rasa dalam kehidupan masa lalu yang saya dapatkan 🙂

Oleh sebab itu, akan selalu ada ruangan tersisa dalam hati yang menimbulkan kenangan dalam riak-riak perjalanan.

-sekian-

Posted from Xperia E-ki

Apabila Hidup Tak Ada Batasnya…

Pernah tidak membayangkan jika dalam sebuah pertandingan sepakbola tidak ada istilah 2×45 menit?

Kira-kira, apa ya yang akan dilakukan para pemainnya? Apakah mereka tetap bersemangat mencari kemenangan? Ataukah mereka hanya terus berlari dan mencetak gol hingga kaki-kaki mereka tidak bisa digerakkan dikarenakan kelelahan?

Atau jika dalam sebuah pertandingan bulutangkis tidak dibatasi nilai 21, apakah pera pemain yang bertanding akan terus melancarkan pukulan smash, lob, dropshot atau sebagainya hingga kelelahan salah satu pemainlah yang mengantarkan pemain lainnya menjadi pemenang?

Atau jika dalam sebuah balapan yang tidak ada ketentuan untuk batas putaran yang harus dilalui, apakah pebalap akan terus berputar-putar hingga bahan bakar kendaraannya habis atau hingga bannya botak?

Continue reading “Apabila Hidup Tak Ada Batasnya…”