Menatap Semifinal


UCL 2011/2012

Perempatfinal UCL 2011/2012 yang berisikan APOEL, Real Madrid, Benfica, Chelsea, Marseille, Bayern Muenchen, AC Milan, dan Barcelona akan kembali saling beradu di lapangan hijau untuk memperebutkan “Si Kuping Lebar”. Mereka hanya memiliki satu laga sisa yang akan dimainkan Rabu dan Kamis dini hari waktu Indonesia untuk membuktikan siapa yang berhak atas tiket semifinal. Amunisi-amunisi terbaik sudah disiapkan oleh masing-masing pelatih untuk menerjemahkan strategi di atas kertas ke permainan di lapangan.

Di Fussball Arena, Muenchen, -stadion final UCL- Marseille akan mencoba keberuntungan mereka untuk memutarbalikkan ketertinggalan dua gol atas Bayern Muenchen. Mereka mendapatkan keunggulan fisik dikarenakan asosiasi sepakbola Prancis memberikan dispensasi untuk tidak bertanding di akhir pekan kemarin. Steve Madanda siap kembali mengawal gawangnya setelah pada leg pertama mendapatkan skorsing. Posisi ini merupakan titik terlemah pada leg pertama dikarenakan Elinton Andrade (kiper ketiga) sudah lama tidak merasakan atmosfir pertandingan selama 14 bulan! Sehingga wajar jika dua gol mudah dapat dicetak oleh Muenchen. Arjen Robben di kubu Bavaria siap menjadi senjata utama yang siap menembakkan bola ke jala lawan. Seusai sembuh dari cideranya, Mr. Glass (julukannya karena rentan cidera) siap berduet dengan Ribbery dalam menyisir sisi pertahanan lawan. Duet Robbery ini akan menyuplai kepada Gomez ,yang sudah mencetak 11 gol di UCL, ataupun mengeksekusinya sendiri. Perlu diperhatikan, duet ini ditempatkan pada posisi inverted winger sehingga perlu kejelian dalam menghadangnya.

Di Camp Nou, katedral pecinta sepakbola di Barcelona, tim katalan ini siap menyambut pemuncak klasemen Serie A, AC Milan. Bermain kacamata di San Siro, berakibat dua sisi mata uang buat Milan. Di satu sisi mereka bisa menahan Barca mencetak away goal, namun di sisi lainnya mereka dituntut untuk mencetak gol tandang dan tidak kalah atas Barca. Di pertandingan melawan Bilbao, Barca menyimpan Puyol dan hanya memainkan Xavi di pertengahan babak kedua. Messi , yang sudah mencetak 12 gol, tetap menjadi juru gedor pertahanan Milan yang kemungkinan tanpa Thiago Silva. Milan masih akan tetap memainkan pola seperti leg pertama, dimana Messidona dimatikan oleh siapa saja pemain Milan terdekat, bertahan rapat, kemudian melakukan serangan fast break. Prajurit Milan sekarang bukanlah serdadu-serdadu tua pada dua musim lalu. Hanya segelintir dari starting eleven mereka yang masuk ke kategori senja, hanya Abbiati, Nesta, dan Ambrosini. Kecepatan dan kelincahan tenaga-tenaga muda dalam diri Robinho, El Sharaawy, serta Pato menjadi sosok yang ideal dalam mendampingi visi permainan Ibrakadabra.

Di Santiago Bernabeu, Madrid, liliput dari Siprus akan melakukan ‘rekreasi’ ke salah satu stadion megah di dunia. APOEL sudah nothing to lose dalam pertandingan yang mereka tertinggal tiga gol ini. Klub yang memiliki jumlah gaji seluruh pemain setara dengan gaji seorang Cristiano Ronaldo ini sudah menganggap perjalanan hingga delapan besar merupakan prestasi tersendiri. Satu kaki Madrid memang sudah dianggap berada di semifinal, namun mereka tetap ingin memberikan sebuah pertandingan yang dapat dinikmati oleh penonton yang hadir di stadion. Kaka’ yang tidak dimainkan pada partai melawan Osasuna akan mengawal lini serang Madrid yang bertumpu pada tridente maut, CR7, H20, dan Benz, yang sudah menjebol gawang lawan sebanyak 99 kali di semua kompetisi!

Di Stamford Brdige, London, The Blues akan menjamu salah satu kejutan UCL musim ini, Benfica, yang mampu menyingkirkan MU, rival mereka di Inggris, ketika fase grup lalu. Kemenangan satu gol tanpa balas yang diraih Chelski ketika menjadi tamu dianggap sebagai kejelian seorang Roberto Di Matteo. Benfica yang tidak kalah dalam 10 laga kandang terakhir di Eropa terjungkal oleh gol tunggal Salomon Kalou dengan meneruskan umpan terukur Torres. Duet pemain yang terpinggirkan di zaman AVB ini akan menjadi tumpuan Chelsea dalam memborbardir gawang Benfica. Di sisi lain, Les Aguilas akan menempatkan Nemanja Matic (ex pemain Chelsea) atau Javi Garcia sebagai gelandang jangkar dan perusak permainan di lini tengah Chelsea.

Betmaker sudah menganggap satu laga semifinal dimiliki oleh Muenchen vs Madrid, namun belum ada yang bisa memprediksi siapa yang ada di pos semifinal lainnya. Barca, Milan, Chelsea, dan Benfica dianggap memiliki posisi seimbang dalam memperebutkan tiket tersisa. Kecerdasan pelatih dan kejeniusan pemain akan menjadi kunci pertandingan-pertandingan ini. Masing-masing dari mereka perlu meminimalisir kesalahan-kesalahan elementer yang bisa saja berujung pada gol kekalahan untuk timnya.

Jika footbal pundit menginginkan semifinal idaman milik Muenchen, Madrid, Chelsea, serta Barcelona. Maka, saya menjagokan Milan untuk menyingkirkan Barcelona guna mendukung final idaman versi saya, yaitu Madrid vs Chelsea.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s